INDAHNYA KEBAKTIAN
Nama Nabi Ismail As harum sepanjang masa oleh sebab kebaktian kepada ayahnya Nabi Ibrahim As. Meskipun kebaktian itu beresiko.
Termasuk kebaktian Sang Ayah yang harus rela kehilangan putra semata wayang demi kebaktian kepada Tuhannya.
Mata kita pun terbelalak melihat lukisan indah sejarah yang menuturkan kebaktian seorang anak bernama Uwais Al-Qarni, yang menggendong ibunya dari Yaman ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji.
Tak kalah menariknya lagi, betapa indah kebaktian seorang pemuda yang diceritakan dalam kitab Irsyadul Ibad, bahwa berkah kebatian Sang Pemuda mengurus Ayahnya yang lumpuh serta ibunya yang buta selama 70 tahun.
Sang Pemuda yang berbakti, dianugerahi Tuhan umur panjang dan tinggal di dalam kubah indah di dasar laut, yang hidup pada zaman Nabi Ibrahim, sampai ditemukan kubah tempat tinggalnya oleh Nabi Sulaiman As, padahal jarak antara masa Nabi Ibrahim dengan Nabi Sulaiman 2400 tahun, subhanalloh.
Yang jelas, kisah-kisah kebaktian selalu menakjubkan, termasuk kebaktian Ummuna Al-Mujahidah Hj Siti Raihanun kepada ayahandanya, yang teguh menjaga amanat dan wasiat meneruskan perjuangan NW.
Kebaktian beliau dalam menjaga NW beresiko, diejek, dilawan, dinyinyir banyak orang, maka pantaslah ulama Makkah menyematkan gelar AL-BARRAH, seorang anak perempuan yang berbakti kepada kedua orang tuanya.
Kebaktian beliau itu, ditauladani lagi oleh putra yang juga cucu Al-Magfurulah Maulanasyaikh, yaitu Kiyai HAMZANWADI II yang dengan setia menjaga, merawat, dan membersamai ibundanya tercinta.
Dari kebaktian kedua zurriyyat itu, menjadi tauladan murid-murid Maulanasyikh untuk taat bakti pada guru dan pimpinan, semoga kebaktian kita semua pada Allah dan Rasul-Nya, kebaktian kepada kedua orang tua dan guru, mengantarkan kita kepada ridho Allah dan jannah-Nya.
#Picture: Ummuna, ketua PDNW, Sekda NW Loteng.
(Selasa 30 Syawal 1443 H / 31 Mei 2022 M)