TERPANA PESONA MAULANA
(Catatan 3 Pengajian Silaturahmi PBNW di Yanmu NW Praya)
Terpancar aura penuh wibawa, oleh karena pada dirinya mengalir darah mulia sultonul auliya' sohibul fadhilah. Ketika sang ninik telah mendaulatnya sebagai pengganti, maka dijaganya dirawatnya warisan NW dengan sami'na waato'na.
Bak kehadiran niniknya tempo doeloe kemanapun bersafari dakwah, ummat bergembira menyambut kerauhan sang murabbi, ummat berebutan ingin menyalami, padahal menatap saja wajah hamba-hamba Allah yang soleh sudah tertulis laba dan pahala disisi Ilahi Yang Maha Bijaksana.
Mengiringi dua langkah saja, mendengarkan dua fatah kalimat saja, ataupun duduk membersamai sejenak saja, bukankah telah dijanjikan kemuliaan? Karena ummat mengerti ingin tertulis sebagai pecinta orang-orang soleh.
Ummat tergiur dan termotivasi dengan janji nabi, bahwa seseorang akan bersama orang yang dicintainya kelak di hari kiamat. Begitu maha Pemurahnya Allah Swt memberi peluang hamba-hambanya merebut kemuliaan akhirat.
Saya melihat ummat terpana pesona Maulanasyaikh Raden Tuan Guru Bajang Kiyai Haji Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani, Lc. MPdI saat hadir di Ponpes Yanmu NW Praya, bahkan dimanapun cucu pahlawan nasional itu hadir, ummat pun berduyun-duyun hadir.
Teringat bahasa Imam Syafii uhibbussolihiina walastu minhum. Aku cinta orang-orang soleh meskipun aku bukan golongan mereka.
Hmmmm..... super sekali, kalau sekelas sealim dan sesoleh Imam Syafii saja mencintai orang-orang soleh, maka sejatinya kita pun harus lebih cinta.
Tidak heran, bila kita saksikan banyak jamaah yang terpana pesona Maulana, itu adalah expresi dan refleksi dari adanya cinta, ekspektasi ingin membersamai Maulana dari dunia sampai memasuki sorga-Nya Yang Maha Kaya dan Maha Bijaksana.
(Ahad 14 Syawal 1443 H / 15 Mei 2022 M)