KEMBANG MATA
لو جمعت أيام عمري من فرح . ما تساوي لحظة من وقتي معك
"Kalaulah aku kumpulkan saat-saat gembira dalam hidupku, semuanya tidak akan dapat menyamai indahnya waktu yang aku habiskan denganmu"
Kalau seorang Arya Dwipangga dalam film Tutur Tinular begitu keren bersyair memuji kekasihnya, atau Qays Majnun Layla mencium tembok rumah kekasihnya karena cinta, maka tidak salah kita warga NW selalu ingin bermajlis karena ingin bertemu dan melihat zuriyyat Maulanasyaikh yang taat.
Sejak kecil Kiyai Hamzanwadi II telah menjadi kembang mata, karena selalu berada disisi Kiyai Hamzanwadi I Sang Pendiri NW ketika mengaji, kini pun masih menjadi kembang mata yang memesona.
Kembang mata pun makin bertambah, disisi Kiyai Hamzanwadi II pun selalu di barengi oleh zurriyyat yang berparas cantik dan tampan menawan. Mereka adalah kembang mata yang kita cintai dan takzimi, karena kecintaan Hamzanwadi juga kecintaan kita murid yang setia.
Maulanasyaikh Hamzanwadi II selalu menjadi bintang panggung bersama keluarga, kehadirannya menjadi sorotan kamera, membersamainya mengundang rasa takzim, juga cinta karena Allah.
Mencintai yang tak pernah rugi adalah mencintai Allah dan Rasul-Nya, mencintai kedua orang tua, mencintai guru, yang kita buktikan dengan mencintai hamba-hamba Allah yang soleh-soleh.
Mencintai para ulama warosatul ambiya, juga mencintai keluarga atau zurriyyat yang taat. Karena seseorang akan bersama orang yang dicintainya kelak di hari Kiamat.
(Rabu 1 Dzulqoidah 1443 H / 1 Juni 2022 M)