PDNW LOTENG GELAR RAPAT PERSIAPAN HULTAH
(Catatan 7, SEMARAK HULTAH Madrasah NWDI ke-89)
Abah Prof sampaikan bahwa kehadiran kita sebagai pengurus organisasi di tengah-tengah jamaah sangat diperlukan dalam rangka menjadi penyayom, penyambung silaturahmi dan informasi dari pusat ke bawah. Demikianlah seharusnya pemimpin atau pengurus. Harus dikenal oleh jamaah. Kalau menyontek istilah yang populer sejak awal kepemimpinan Pak Jokowi adalah blusukan.
Kadang lucu sebagaian jamaah tidak tahu siapa pengurus organisasinya. Karena masalahnya pengurus jarang turun menampakkan diri memberi ayoman pengarahan dan edukasi, minimal silaturahmi tatap muka taaruf. Itu sebabnya dalam shalat berjamaah Imam itu tempatnya di depan, supaya menjadi pemandu, ditahu oleh Makmum ada imamnya didepan.
Ada hikayat menarik yang disampaikan guru kita, pimpinan kita Almukarram Sekjend PBNW Prof. Dr. TGH. Zainal Arifin Munir, Lc. MPdI yaitu tentang ibroh yang patut kita resapi, renungi dan menjadikannya sebagai panduan dalam berorganisasi. Ini penting. Agar kita punya tuntunan, dan tidak terjebak pada ketidakpahaman dalam berorganisasi.
Guru besar UIN Mataram ini mengutip sebuah hadits, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda:
أَمَا يَخْشَى أَحَدُكُمْ – أَوْ: لاَ يَخْشَى أَحَدُكُمْ – إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ قَبْلَ الإِمَامِ، أَنْ يَجْعَلَ اللَّهُ رَأْسَهُ رَأْسَ حِمَارٍ، أَوْ يَجْعَلَ اللَّهُ صُورَتَهُ صُورَةَ حِمَارٍ
“Tidakkah salah seorang dari kalian takut, atau apakah salah seorang dari kalian tidak takut, jika dia mengangkat kepalanya sebelum imam, Allah akan menjadikan kepalanya seperti kepala keledai, atau Allah akan menjadikan rupanya seperti bentuk keledai?” (HR. Bukhari no. 691 dan Muslim no. 427)
Pelajaran penting disini adalah larangan mendahului IMAM dalam shalat berjamaah. Akibatnya fatal. Yaitu Allah akan menghukumnya dengan sebuah aib yang memalukan. Apa itu? Kepalanya akan dijadikan Allah sebagai kepala keledai. Nauzubillahi minzalik.
Imam Ahmad ketika menjelaskan tentang hadits ini, diremehkan oleh seorang muridnya. Ia kemudian membangkang. Dia coba kebenaran hadits tersebut. Dia meremehkan apa yang disampaikan Rasulullah dalam hadist tersebut. Dia menganggap enteng dan tidak percaya dengan penjelasan gurunya.
Dia coba untuk pertamakalinya mendahului imam dalam shalatnya. Kali pertama tidak terjadi apa-apa, kali kedua juga seperti itu. Ia makin meremehkan kebenaran hadits itu. Apa yang terjadi dikali berikutnya? Ia mendahului Imam, dan sifat meremehkannya menjadi-jadi. Tuhanpun memperlihatkan kuasanya, si murid yang tak menurut kata-kata gurunya itu, meremehkan gurunya itu akhirnya meringkik seperti keledai. Nauzubillahi minzalik.
Dalam berorganisasi kita bercermin pada pendidikan yang Allah titip lewat shalat berjamaah. Kita sebagai makmum hendaknya senantiasa mengikuti komando Imam. Tidak mendahului shalat Imam. Kalau Imam rukuk, baru kita mengikuti untuk rukuk. Kalau imam sujud, baru kita sebagai makmum ikut bersujud.
Dalam berorganisasi pun demikian. Tidak elok jamaah mendahului apa instruksi pimpinan. Bahkan akan rancu dan amburadul sebuah organisasi. Karena berbuat tidak menunggu arahan dan komando dari pimpinan. Apa artinya pemimpin kalau tidak kita ikuti?
Kadang kita juga mengalami hal-hal lucu dalam berorganisasi. Karena jamaah tidak tahu program organisasi. Ini tentu ada mata rantai komunikasi yang terputus. Seharusnya kita memberikan penjelasan dan sekaligus datang mengayomi dan membersamai jamaah. Kita berikan penjelasan yang jelas tentang kebijakan-kebijakan, keputusan maupun arahan organisasi.
Alhamdulillah peserta rapat mayoritas hadir memberikan usul saran dan pendapat untuk suksesnya agenda tahunan nasional organisasi NW ini. Pak Sekretaris Daerah NW Lombok Tengah Kanda H. Muzakkir Walad, MAg sebagai moderator atau pengendali acara rapat. Kebersamaan seperti ini menjadi penyemangat dalam menjalankan roda organisasi.
Siapa-siapa saja yang hadir rapat?
1. Prof. Dr. TGH. Zainal Arifin Munir, Lc. MAg (Ketua PDNW/Sekjend PBNW)
2. H. Muzakkir Walad, MAg (Sekda NW)
3. Mubassyirin Al-Muhib, MPd (Bendum)
4. TGH. Ahyar Rosyidi (Wakil Bendahara)
5. Azhar Daud, QH (Kordinator Pendidikan)
6. Abdul Manan Marda (Wasekda)
7. TGH. Khatibuddin (Ketua PCNW Prateng)
8. Multazam Anwar (Sekretaris PCNW Prateng)
9. Sinalam (Sekretaris PCNW Praya)
10. Marzaki (Bendahara PCNW Janapria)
11. Saparwadi (Bendahara PCNW Prabarda)
12. Zainal Abidin (Bendahara OCNW Pujut)
13. H. Lalu Iwaul Hamdi (Sekretaris PCNW Pujut)
14. Lalu Mashuri (Ketua PCNW Prabar)
15. Ridnan (Ketua PCNW Prabarda)
16. Sahlan (Ketua PCNW Jonggat)
17. Damrah (Sekretaris PCNW Jonggat)
18. Saparudin (Bendahara PCNW Praya)
19. H. Ahmad Rainur (Bendahara PCNW Pratim)
20. Munirul Islam (Ketua PCNW Pratim)
21. Muhir (Bendahara PCNW Prateng)
22. Naimuddin (Sekretaris PCNW Pratim)
23. H. Awaluddin (Ketua PCNW Janapria)
24. Suhaibi (Ketua PCNW Batu Keliang)
25. Nursim (Anggota PDNW)
26. Sahman (Sekretaris PCNW Janapria)
27. H. M. Junaidi (Sekretaris PCNW Batu Keliang)
28. Zainal (Bendahara PCNW Batu Keliang)
29. Zainul Irham (Bendahara PCNW BKU)
30. TGH Mustamin Hafifi, QH. MPdI (Ketua (PCNW Kopang)
31. TGH Halim Ansori (Ketua PCNW Praya)
Mohon maaf bila ada salah penulisan nama dan gelar karena dikutip dari buku absen.
(Ahad 7 Shafar 1445 H/11 Agustus 2024 M)