.Quote_Nahdia nomor 141 - 150
#141
Menulis
itu jalan keabadian dan yang paling penting adalah jalan kebenaran. Maulana
Syaikh menulis kitab Batu Ngompal karena pernah sedih mendalam menyaksikan
pertengkaran dua orang yang tadarus Quran di Masjid Mbung Papak Selong,
sementara tak ada satu pun yang menengahi. Ada yang membaca isasulsilatil yang
satu idaduldilatul pada Surah Zalzalah. Batu ngompal: permata yang muncul
tiba². Air otak: ibarat tempat batu itu ngompal (terapung). Air otak:
kepintaran. Tajwid Batu Ngompal kurikulum wajib sekolah NW.
#142
Syaikh
Zainuddin I bukan penulis obsesif. Beliau menulis bukan sebagai hobi melainkan
jawaban problematika ummat. Hobi beliau mengajar. Sebagai ahli fiqh beliau
tidak menulis kitab khusus fiqh, sebagai sufi pendiri Thariqah beliau tidak
menulis kitab tasawwuf. Walaupun tulisan lentiknya dilambari kesufian dalam
bahasa yang dikagumi penulis asli Arab. Bintu-Laila bukti piawainya beliau
menulis. Semalam saja disusunnya kitab (Syarh Safinah?) itu walau hilang entah
kemana. Beliau tidak mengulanginya. Menulis, mengabadi mengabdi.
#143
Kalau
berjodoh hendaklah pilih. Yang tinggi moral turunan bersih. Jangan semata
memandang gajih. Memandang titel dan muka jernih.[] Tak hanya tertulis di
Wasiat, Maulana Syaikh Zainuddin I _memel_ (berulang meminta) menyuruh muridnya
selektif memilih jodoh. _Mun meq milen, si pacu doang me' bait._ Kalau kau
memilih jodoh, pilihlah yang baik. Ternyata lisan tulisan beliau tentang jodoh,
bertendensi pahala semata. _langan perkawinanme' kumilu mau' pahala endah_ Dari
menikahmu kuingin kebagian pahala
#144
Maulana
Syaikh I (15-6-1416 H) berkata: _"luek abituren sik maran dirikne pinteran
sik gurune secara hal dan ribuan ndekne ratusan lueeek..._ Banyak abituren yang
mengaku lebih pintar dari gurunya secara hal dan jumlahnya ribuan bukan
ratusan. Banyak sekali." Ini pernyataan Maulana saat hayat. Ribuan
abituren tidak lagi pada posisinya sebagai murid. Setelah wafat ribuan abituren
sudah tidak lagi di posisinya sebagai murid dan warga Nahdlatul Wathan. Wal
'iyazu billah.
#145
Lima nabi
paling susah hidupnya paling banyak cobaannya yakni Nabi Muhammad, Ibrahim,
Musa, Nuh, Isa, alaihim sholat wa salam. Ada tiga Nabi yang pingin bertemu
Tuhan. Yang paling ingin ketemu adalah Nabi Nuh as. najiyullah tetapi tidak
kesampaian. Nabi Musa as. kalimullah hanya sampai ngobrol di balik tirai. Dan,
Nabi Muhammad saw. habibullah diundang langsung berkencan dengan-Nya pasca
eksplorasi semesta rihlah syari'ah. Adapun Nabi Isa as. al-masīh ruhnya
diangkat oleh Allah. Nabi Ibrahim as. khalilullah bapak para nabi.
#146
Seseorang
(tumben?) dilantik menjadi pengurus NW bertanya, Q: Apa yang akan dilakukan
sebagai pengurus, apa programnya? A: Pastikan anak istri mengenal NW, ajari
shalawat Nahdlatain, kenalkan pendiri NW, kenalkan PBNW, nyatakan diri keluarga
NW. Q: Ada lagi? A: Pelajari buku-buku tentang NW, punya Hizib & Wasiat,
sering silaturrahim dengan tetua NW. Ditelpon atau WA, datang (i-kan) kalau
bisa.
Q:
Kalau program kerja? A: Ajak banyak orang ikut
kegiatan baik. Lihat program pengurus di jenjang yang lebih tinggi. Kompak
kerja bareng. Q: Itu aja? A: Itu aja dulu. Perbaiki hati. Jadi pengurus tak ada
upahnya, sukarela. Niatkan untuk mengabdi lillahi ta'ala mencari pahala.
#147
Ramadlan
1985 Maulana Syaikh Zainuddin masih sehat segar. Santri libur total setiap kali
puasa, kesempatan baik bertemu keluarga. Hanya satu shaf di Musholla Abror
(lk.10x10m). Beliau mengimami kami, sholatnya ringan tidak lambat tidak cepat.
zikirnya juga tidak panjang. Tarawih beliau delapan rakaat dan kami lanjutkan
23. Sesekali beliau jadi makmum sholat lima waktu terutama Ashar, si Mujahidin
baok imamnya. Di kiri shaf pertama ada Umi Adniyah. Dalam balutan baju top
(jubah) tubuh beliau langsing. Harum. Ahh..kangen.
#148
Ada
murid yang tidak pernah diajar oleh Maulana Syaikh Zainuddin I, namanya Zainal
Arifin. Zainal kecil sekolah di Makkah. Dia tak kenal Maulana tetapi Maulana
mengenalnya. Tiap musim haji ia dikirimi
hadiah
bersama hadiah Masyayikh Shaulatiah. Biasanya berupa kain. Sepulang dari
Makkah, Maulana secara khusus datang ke rumahnya & diminta segera menikah.
Ibnu Haji Munir kini menjadi pejuang tangguh Nahdlatul Wathan. Beliau kaya,
khidmatnya nyata. Resepnya sami'na wa atho'na. Dr. Hukum Islam ini spesial di
hati Maulana.
#149
Dr.
Tuan Guru Haji Zainal Arifin namanya. Ayahnya bernama Haji Munir. Pesantrennya
bernama Munirul Arifin, di bawah Yayasan Yanmu Praya. Beliau murid spiritual
Maulana Syaikh sejak kecil bahkan masih didatangi pasca wafat. Pernah diajak
melihat bumi dari ketinggian, diijazahkan doa aneh dan diterimakan kembali via
Maulana II. Dalam yakin beliau pernah berkata: Kalau Rasulullah khuluquhu
Qur'an, Maulana Syaikh khuluquhu Hadits.
#150
Q:
Apakah pengurus Organisasi NW harus orang NW? A: Ya
benar. Kalau pengurus organisasi Indonesia ya bangsa Indonesia. Q: Canda, kiii.
A: Bagaimana NW diurus oleh orang yang tidak mengerti tentang NW. Q: Jadi,
tidak boleh, mi? A: PBNW tidak boleh diurus oleh pengurus organisasi lain
seperti Persis, NU karena beda rumah tangga. Q: Kalau tidak berafiliasi
organisasi gemana? A: Apalagi begitu, berarti dia tak mengerti organisasi. Q:
Kalau daerah tak punya orang NW? A: NW-kan dulu baru diangkat jadi pengurus.