🙏Selamat Datang di Website Resmi PD NW  Kabupaten Lombok Tengah 💌 Alamat Kantor: Jl. Sukarno Hatta No.14, Leneng, Kec. Praya, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. 83511. ✍️ Mohon tinggal kan jejak pelungguh untuk mengisi buku tamu di bawah👇🏻 🌃Alhamdulillah Acara Peresmian Kantor PDNW Lombok Tengah berjalan lancar dan Sukses

Sabtu, 16 April 2022, April 16, 2022 WIB
Last Updated 2022-05-19T05:51:33Z
Quote_Nahdia

Quote_Nahdia nomor 201 - 220



Quote_Nahdia nomor 201 - 220 

#201


  1. Kapan sih waktu belajar yang bagus? A: Kapan aja dimana aja (anywhere anytime). Lagi santai baca yang bikin santai, lagi traveling baca yang bikin fresh, mau tidur baca yang bikin happy. Maulana juga baca buku jelang tidur siang. Q: Ada waktu spesial Maulana belajar? A: Beliau tidur ± pukul 9 malam bangun ± jam 2 dinihari, tahajjud & belajar sampai subuh. Belajar tengah malam itu cepat paham. Habis subuh juga. Jadi, pelajaran sulit baca tengah malam atau subuh. Kata Maulana, waliyullah semua diangkat di waktu tahajjud.




#202


  1. Maulana rajin belajar ya? A: Benar! Tepatnya rajin membaca. Q: Cara beliau belajar seperti apa sih?


  1. Beliau punya buku semua pelajaran dan beliau baca semua. Q: Tekniknya? Beliau baca bab yang akan diajarkan lusa dua hari sebelumnya. Lantas diulang baca setelah diajar. Bukan belajar hari ini untuk pelajaran besoknya. Q: Jadi harus punya bukunya. A: Ya. Karena setelah guru, buku jadi sumber belajar.


  1. Kalau menghafal? A: Beliau menghafal matan kitab bahkan menjadi kidung (hiburan) wiridnya. Mau hebat hafal matan kitab.

#203


  1. Kalau belajar (membaca) kan mesti ada yang tidak kita pahami, apa Mualana Syaikh punya kiat² mengatasinya? A: Beliau suka nyanyi kan? Ya nyanyi lah. Tapi beliau cerita kalau susah paham isi kitab beliau shalat sunnah muthlaq. Setelah itu biasanya beliau cepat paham. _Wa ista'inu bi al-shabri wa al-shalah._ Bantu diri dengan sabar dan shalat. Q: Jadi, setiap belajar beliau ada wudlu' ya? A: Benar, wudlu' itu cahaya, ilmu itu cahaya. Belajar dalam wudlu' terjaga membuat pelajar makin shalih bukan hanya pintar.




#204


  1. Ilmu itu cahaya, gemana sih? A: Benar ilmu itu cahaya, dan penerimanya hanya orang bersih (shalih).


  1. Hmm..Kalau nakal gemana? A: Dapet ilmu sih tapi tidak diridlai, hingga bisa rusak & merusak orang lain. Q: Ndak ngerti! A: Tanda ilmu itu cahaya, pemiliknya selalu dalam petunjuk Allah. Dalam bahasa Maulana Syaikh itulah ilmu yang berkah. Ilmu berkah membuat pemiliknya takut melanggar larangan Allah takut berbuat salah. Q: Ilmu sebagai cahaya itu ilmu yang bermanfaat untuk diri dan orang lain, benar begitu? A: Benar!




#205


  1. Kalau ilmu itu cahaya Allah dan hanya dimiliki pelajar berhati shalih berarti harus dekat ya kepada Allah? A: Benar, sekolah yang baik yang mendidik siswanya menjadi shalih seiring hasrat menjadikannya pintar. Q: Formulanya? A: Ajari senang pada orang baik dan budayakan gemar berbuat baik. Q: Simpel yaa.. A: Tanamkan kesadaran untuk takut melanggar larangan Allah. Program imtaq sebagai budaya bukan sebatas program, bantu agar gemar wirid gemar baca Quran. Rumus Maulana: pelajar 60% belajar, 40% wirid baca Quran.




#206


Semua yang belajar agama tidak semua mengerti agama. Semua yang belajar agama dan mengerti agama tidak semua menjadi guru agama (kyai, tuan guru). Semua guru juga tidak semua bagus dijadikan guru agama. Belajar agama haruslah dari orang shalih. Orang shalih itu dikenal baik oleh Allah. Ada orang shalih yang dikasihi Allah (waliyullah). Orang shalih ahli agama disebut ulama sejati ( .)نيلماعلا ءاملعلا Ulama sejati dari kalangan wali adalah mursyid sejati.




#208


Sukses Maulana Syaikh Zainuddin Abdul Madjid sebagai ulama besar tidak terlepas dari lingkungan belajar yakni lingkungan ulama. Guru di Shaulatiah semuanya ulama terpilih dan murid-muridnya calon ulama muda. _Bestie_ Maulana juga ulama. Ada Syaikh Yasin, Syaikh Zakaria keduanya dari Padang. Ada adik kelasnya Syaikh Ismail dari Yaman. Ada pula _friend_ sekaligus _teacher_ beliau, Syaikh Abdul Hamid Yaman. Ada _peer-power_ atau kekuatan kompak berteman dalam belajar. Pertemanan menentukan kesalihan & kesuksesan.




#209


Apa benar belajar bikin pintar? Benar, tapi tidak selalu lewat belajar. Yang bikin bikin pintar itu kehendak Allah yang dibantu dengan doa dan ikhtiar insaniah. Ada kalangan yang Allah kehendaki berilmu luas melebihi hasil belajarnya secara normal, bahkan ada yang zahirnya tanpa belajar. Ada pula ilmu yang tidak bisa dipelajari melainkan didapat langsung dari Allah (wahbiyah-laduniyah). Orang yang dekat kepada Allah dilimpahkan ma'arif ladunniyyah melalui ilham sebagaimana nabi mendapatkan wahyu.




#210


Seorang ahli shalawat didatangi Maulana Syaikh dalam mimpinya (ru'yatu shalihah) sebagai mubasyirat (kabar gembira). Dia diberikan surat bertuliskan:


مكنيدهلأو مكيلإ يبرلأ ينإف


Ini adalah kalimat sumpah jika diterjemah ke dalam Bahasa Indonesia: _Maka, demi Allah, aku akan menjaga dan membimbingmu._ Maulana Syaikh bersumpah akan menjaga dan membimbing warga Nahdlatul Wathan selamanya.




#211


Apa beda NU dan NW? Kawan NU bertanya. Semua organisasi berbeda, beda penghuni beda rumah, beda manajemen beda perintah, beda motif beda pengarah. NW organisasi yang didirikan oleh perseorangan yakni Sulthanul Auliya' Syaikh Muhammad Zainuddin yang hanya mengikuti satu mazhab yakni Syafi'i, memiliki & mengajarkan hanya Thariqah Hizib NW, memiliki Hizib dan Shalawat atas nama organisasi, didirikan atas perintah guru orang NW Sulthanul Auliya' Syaikh Hasan Masyath dengan motivasi semua madrasah NW di bawah kendali organisasi NW.




#212


Syaikh Imam Ibnul 'Arabi al-Maliki berkata: saya tidak mengarang karena semua telah dikarang oleh ulama-ulama dahulu, kecuali kalau ada paham-paham atau masalah-masalah yang baru (Cerita Maulana, 20-03-1415 H). Maulana Syaikh bercerita bahwa tidak semua ulama luar biasa mengarang kitab sebanyak-banyaknya. Banyak ulama yang tidak mengarang kitab karena menghormati ulama sebelumnya. Maulana Syaikh juga pada sudut pandang ini dalam dunia tulis. Tulisan Maulana adalah respon terhadap problem sosial-keagamaan kekinian dan kesinian.




#213


Ada jargon yakin, ikhlas, istiqomah, berjuang di Nahdlatul Wathan. Sebagian menyebutnya trilogi perjuangan. Ada prinsip _sami'na wa atho'na_ yang menjadi _self-reminder_ pejuang Nahdlatul Wathan. Jargon & prinsip ini tak terpisahkan. Yakin (sami'na), ikhlas istiqomah (atho'na). Pondasi berjuang adalah yakin. Tanpa yakin tiada ikhlas apalagi Istiqomah. Apa yang harus diyakini? Yakinkan diri telah berada di organisasi yang benar yang didirikan raja waliyullah & yakinkan tak salah pilih, sekecil apapun peranmu untuk organisasi.




#214


Maulana Syaikh mengingatkan bahwa kita berada di rumah besar keluarga Islam bernama organisasi NW, kita berada di rindang pohon (Melayu: pokok) NW. Nawacita Pendiri NW bersama di NW, berkumpul bersama orang shalih di dunia dan akhirat. NW rumah orang shalih mengajak orang menjadi shalih. NW mengajak, mengajar, membimbing ummat agar beriman (yakin) dan bertaqwa (ikhlas-istiqomah) sampai kematian bahkan sampai akhir kehidupan.


نيقيلا كيتأي ىتح كبر دبعاو




#215


  1. _Neq yakin iku kulo pun faham, lur!_ A: _Durung Kang!_ Yakin tertinggi itu cinta. Yakin pada Tuhan puncaknya mencintai-Nya. Kalau cinta, melaksanakan perintah jadi mudah. Ibadah jadi indah.


مادخ بابحلال نيبحملا نا #همدختل بح اذ كبرل نكو


Jatuh cinta pada NW itu sesuatu banget. Jika telah jatuh cinta pasti ikhlas dan nikmat berkhidmat. Q:


Bukannya cinta itu bebannya rindu? A: Emang! Berat juga sih.




#216


Suatu hari H.Alidah Nur bercerita tentang ziarahnya ke Syaikh Ismail Zain Al-Yamani di suatu musim haji. Beliau bertanya kepada jamaah dengan suara tertahan: "Apa yang dikerjakan gurumu Syaikh Zainuddin di Lombok?" Dijawab: ngajar, dakwah, dll. Beliau menimpali dalam haru: "Syaikh Zainuddin sering bersama kami di sini di Makkah. Kemarin kami tawaf dengan beliau." Duhai, berarti dua sahabat ini adalah waliyullah. Syaikh Ismail adalah adik kelas Maulana di Shaulatiyah yang paling kagum kepadanya. Beliau pernah ziarah ke Lombok.




#217


Syaikh Ismail Zain Al-Yamani adalah murid Maulana Syaikh Hasan Masyath. Ada pula Syaikh Abdul Fatah Rawah murid Syaikh Hasan Masyath yang juga murid Syaikh Ismail. Syaikh Ali Jum'ah Grand Mufti Mesir (2003-2013) tercatat pernah belajar di Syaikh Ismail. Keduanya pengagum berat Syaikh Zainuddin. Syaikh Fatah menukil qaul Maulana di kitab al-Nahdhah al-Zainiyyah dan at-Tuhfah al-Ampananiyah untuk karangannya ad-Durar al-Lu`lu`ah `Ala an-Nafhati al-Hasaniyyah. Ketiganya syarah kitab at-Tuhfatu as-Sanniyyah karya Syaikh Hasan.




#218


Mengapa para waliyullah seperti Syaikh Ismail Zain Al-Yamani dan Sayyid Muhammad bin Alawi datang secara jasmaniah dari Makkah ke Lombok walhal sering bersama Maulana? Seseorang bertanya kepada Maulana Syaikh Zainuddin Tsani. Beliau menjawab bahwa mereka waliyullah itu saling kunjungi menggenapi ihwalnya secara syariat. Saat kunjungan Sayyid Muhammad bin Alawi , 40 hari sebelum tibanya, kamar yang disediakan tidak ditempati siapapun. Maulana sangat mencintai beliau, beliau jatuh hati pada keluarga Maulana.




#219


Tentang silaturrahim para waliyullah memang di luar nalar otak ilmuan. Misalnya, sehari setelah wafatnya Syaikh Majid Said Salim Rahmatullah (2021), beliau datang menghibur Maulana Zainuddin Tsani yang sedih kehilangan. Tuan Guru Faisal Abdul Majid bertemu Syaikh Hasan pasca wafatnya. Yang aneh juga, cerita Maulana I (Kamis, 17-3-1415 H) bahwa beliau mewajibkan dirinya ziarah makam Maulana Syaikh Hasan Masyath setiap pagi Jumat ke Ma'la Makkah. Berarti, 1979-1997 beliau tiap pagi Jumat berada di Makkah.




#220


Guru sufiah ilmu hikmat yang menggantikan Maulana setelah wafatnya adalah Syaikhah Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Majid. Beliau tidak sekadar meng-ijazahkan melainkan melatih murid dekatnya dengan


metode kedisiplinan dan ketegasan. Metode ini juga diterapkan oleh Sidi Syaikh Muhammad bin Alawi. Ketegasan dan juga hukuman itu bentuk tazkiyah al-nafs agar bersih dari aroma sombong penghalang kedekatan pada Tuhan. Sidi dan Ummi pernah dipilihkan untuk hidup bersama, tetapi Ummi memilih tetap di sini tidak menetap di negeri Nabi.