Quote_Nahdia nomor 71 - 80
#071
Usulan agar Ma'had Banat empat tahun seperti Banin, menulis
risalah (skripsi, tugas akhir), berijazah, bahkan ber-seragam almamater, atau
jamaknya berkuliah santer ramai saat thullab ramai tetapi tidak digubris oleh
Pendirinya. Pemilik ide kecewa memilih idealis keluar tak jadi masyayikh. Mahad
benteng terakhir takhassus ngaji kitab telaah agama. Kalau mau kuliah
umum-agama sudah disediakan IAIH.
Ma'had
membina pemuda berbudi, melatih calon ulama sufi, penyedia guru ngaji, duta
pejuang nahdlati. Muslim sarjana pahamlah agama.
Saat
acara Hultah terjadi dialog Syaikh Majid Sa'id Mudir Shaulatiah dengan Amid
MDQH. M: Mengapa Syaikh Ruslan tidak pernah hadir Hultah? A: Tidak tahu
(menggeleng). M: Ohh, kalau begitu temani ke rumahnya. A: Siap. Saat berkunjung
waktu Ashar tiba, Syaikh Ruslan dan Syaikh Majid lumayan lama saling menyilakan
jadi imam. "Eeh, tyang dipaksa jadi imam oleh Syaikh Majid", cerita
Amid. Hultah berikutnya Mudir masih bertanya. Dijawab: "tidak
pernah." "Berarti dia tidak mengerti maksudku bahwa kamu adalah
al-Imam," tegas Mudir.
#073
Waliyullah
aktif berkomunikasi saat hayat atau setelah wafat. Interaksi sosialnya sesama
hayat, sesama wafat, hayat dengan yang wafat. Syaikh Zainuddin (wafat) masih
memerintah TGH Kadir (hayat) menjalankan tugas sebagai Katib Waliyullah seperti
biasa dan ayahnya TGH Abu Abdurrahman (wafat) selaku Bendahara. TGH Ahmad
Faisal Abdul Majid (wafat) bertemu dengan Syaikh Hasan Masyath (wafat) yang
diceritakannya pada Maulana (hayat). TGH Taisir Khalidi (hayat) sering
dikunjungi zahir Maulana Syaikh (wafat). Semua wali masih hidup
#074
Abituren
NW dan Warga NW apa bedanya? Abituren NW itu alumni sekolah NW. Warga NW adalah
setiap orang yang menyatakan diri berorganisasi NW terutama kalangan abituren
NW. Keluar dari NW maksudnya apa? Tidak lagi menjadi warga NW karena mengikuti
organisasi lain. Kalau statusnya sebagai abituren? Ya, masih lah. Apa itu yang
di Wasiat Renungan Masa digelari _baby two-lands?_ Au ah gelap. Urusan abituren
NW itu sekolah, warga NW itu organisasi. Kewajiban kita saling mengingatkan.
#075
Mata
batin ulama-waliyullah dapat melihat "diri" jamaahnya. Murid baik dan
atau nakal, yang gemar wirid dan yang malas memiliki warna di atas kepalanya,
merah, kuning, hijau. Itulah sebabnya Sang Mu'addib, Sayyid Ahmad Ihsan I dan
II lebih banyak mengajar dengan hati dalam tutur berdiksi budi. Murabbi-Ruhina
mengajarkan untuk selalu memperbaiki hati. Karena tugasnya memperbaiki akhlak
budi pekerti, beliau hanya tersenyum menghadapi orang yang kotor hati berlagak
suci. Jika sok suci merusak orang banyak beliau tegas melabrak.
#076
150
tahun Shaulatiyah eksis mengawal peradaban Islam sebelum dianeksasi. Mudirnya
secara temurun dipegang satu keluarga. 1) Syaikh M. Rahmatullah, 2) Syaikh M.
Sa'id bin Ali, 3) Syaikh M. Salim bin M Sa'id, 4) Syaikh M. Mas'ud bin M.
Salim, 5) Syaikh Majid Sa'id bin M. Mas'ud. Syaikh Hasan Masyath, Syaikh
Zainuddin I, Syaikh Zainuddin II & yang paling ditakuti Wahhabi Syaikh
Sayyid Muhammad bin Alawi alumninya. Syaikh Zainuddin II berkata semua Mudirnya
waliyullah. 90% muridnya dari Nusantara. Yang punya masa ada akhirnya
#078
Mendengar
kabar Syaikh Majid wafat 2021 Syaikh Zainuddin II tak mampu menahan tangis,
beliau sesenggukan di majlis. Tak lama kemudian sedihnya terobati karena
keesokan hari Syaikh Majid menemuinya. Syaikh Majid berbicara sambil tersenyum,
"Itulah maksudku bertanya apakah sudah jadi atau belum. Sekarang kamu
sudah jadi PBNW maka selesailah tugasku membimbingmu." Maulana Tsani pun
menimpali Mura'i-nya dengan senyum. Syaikh Majid berikrar menjadi bapak bagi
Zainuddin Atsani setelah Maulana dan Mamiq Gede Wiresentane wafat 1997.
#077
Ada
masa ada akhirnya. Shaulatiyah berakhir sudah walau PBNW dan alumni telah
berikhtiar sampai harus ke istana berharap bantuan diplomasi G to G. 5-6 tahun
sebelum wafat Syaikh Majid Sa'id Mudir terakhir hadir di Hultah. Di sela-sela
perjamuan beliau bertanya: "sudah?" Dijawab Maulana II:
"belum." Begitu beliau bertanya berulang pada tahun berikutnya.
Sampai kehadirannya pasca Muktamar Ke-15 tahun 2019 beliau bertanya lagi dan
dijawab: "sudah." "Alhamdulillah," sambut beliau sembari
tersenyum. April 2021 beliau wafat nikmat.
#077
Ada
masa ada akhirnya. Shaulatiyah berakhir sudah walau PBNW dan alumni telah
berikhtiar sampai harus ke istana berharap bantuan diplomasi G to G. 5-6 tahun
sebelum wafat Syaikh Majid Sa'id Mudir terakhir hadir di Hultah. Di sela-sela
perjamuan beliau bertanya: "sudah?" Dijawab Maulana II:
"belum." Begitu beliau bertanya berulang pada tahun berikutnya.
Sampai kehadirannya pasca Muktamar Ke-14 tahun 2019 beliau bertanya lagi dan
dijawab: "sudah." "Alhamdulillah," sambut beliau sembari
tersenyum. April 2021 beliau wafat nikmat.
#079
1992-1997
adalah lustrum (lima tahunan) terindah walaupun amat lelah dalam perjalanan
Nahdlatul Wathan era Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid.
Ibarat "muncak gunung" walau
lelah
tetapi terbayar indah. Maulana begitu bahagia. Wasiat Renungan Masa dibaca
didendangkan wajib di Majlis Dakwah & even Organisasi. Lagu Perjuangan NW
dinyanyikan di MDQH hampir tiap hari. Tatakelola YP.Hamzanwadi dan PP.
Darunnahdlatain dikuasakan pada Sang Putri. Santri puluhan ribu ramai sekali.
Maulana wafat setelah ber-Wasiat
#080
Nama
Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. Ditulis TGKH. di depan namanya. Beliau menulis
diri 1) Abu Rauhun wa Raihanun, 2) Walidukum al-Muhib, 3) Muassis/Khadim
Nahdlatain wa Nahdlatul Wathan, 4) Kyai Hamzanwadi, 5) Al-Alim Rabbany, 6)
Rinjani, 7) Al-Anfanany, 8) Al-Masyhur. Empat terakhir ini gelar. Maulana atau
Maulana Syaikh sebutan murid kepada beliau bukan gelar. Cucunya menyebut Ninik
Tuan Guru. Al-Fansyauri sebutan tertulis dari murid tetapi tidak pernah
digunakannya, bukan gelar. Tertulis juga Shahib Hizbi wa Thariqah.