JANGAN JUAL NW MURAHAN
(Catatan 3 Pengajian PBNW di Yayasan Ponpes Nurunnubuwah NW Repok Buwuh Semoyang, Rangkuman Pengarahan Ketua PDNW Loteng Dr. TGH. Zainal Arifin Munir, Lc. MAg)
Tata cara dan adab sopan santun dalam bermajlis sudah ada tuntunan dalam agama. Termasuk cara kita duduk dihadapan guru - guru kita yang kita hormati.
Jangan sampai kita su'ul adab terhadap orang-orang soleh ataupun siapa saja teman kita bergaul dan bermajlis.
Al-Magfurulah Maulanasyaikh memberikan tuntunan kepada kita dengan terlebih dahulu membangun pondasi keagamaan ummat lewat mendirikan Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI), Baru kemudian membentuk Nahdlatul Banat Diniyah Islamiyah (NBDI).
Sebaiknya pengaturan tempat duduk dalam majlis kita tempatkan jamaah laki-laki di bagian depan baru di bagian belakang kaum bini atau perempuan. Atau kalau tidak, posisi jamaah laki berada di tempat yang lebih atas, seperti posisi jamaah laki hari ini yang di teras madrasah.
Oleh karena perempuan makhluk Allah yang pada dirinya banyak godaan dan dikhawatirkan mengganggu konsentrasi, itulah alasannya perlu diatur posisi duduk bermajlis.
Menata majlis yang baik, rapi, tertib, beradab terhadap tamu, terlebih dihadapan kita zurriyyat ulama, para almukarramun tuan guru-tuan guru, harus dijaga sopan santun kita.
Untuk diperhatikan khusus oleh jamaah bini atau perempuan, bahwa berada didepan siapa saja, terlebih para guru, jangan sampai cara kita merubah posisi duduk itu salah alias keliru.
Maksudnya memang baik akan merubah posisi duduk, tapi kalau caranya yang salah akan fatal, alias berbahaya. Lalu al-Mukarram Abah mendemonstrasikan cara duduk yang benar bagi seorang wanita, dan bagaimana memindahkan posisi duduk.
Posisi duduk perempuan itu duduk bersimpuh, dan bila mau merubah posisi jangan kedua lutut yang terlebih dahulu diangkat, tapi pantat yang terlebih dahulu diangkat kebelakang, kalau tidak demikian bisa jadi sangat dikahwatirkan akan terlihat hal yang tidak diinginkan.
Nama baik Nahdlatul Wathan ada pada warga Nahdlatul Wathan, maka marilah kita jaga nama baik Nahdlatul Wathan dengan cara menjadi warga atau murid yang baik, murid yang beriman dan bertaqwa.
Tanamkan dalam diri bahwa orang NW adalah orang-orang baik, karena guru besar kita menyerukan slogan POKOKNYA NW, POKOK NW Iman dan Taqwa.
Jangan pernah menjual murah Nahdlatul Wathan, bahw kita ber-NW selalu menjunjung tinggi sami'na waato'na, taat bakti kepada guru, jangan sampai mau dirayu digoda untuk menggadaikan ke-NW-an kita.
Kalau kita melupakan bakti kepada guru, melupakan ke-NW -an kita, lalu kita mengkhianati guru oleh karena rayuan harta, tahta, apalagi sabun atau supermi, lalu apakah kita melupakan impian dan cita-cita kita untuk ngiring guru kita masuk sorga bigoiri hisab.
"Banyak orang tersesat jalan
Mengaku diri Nahdlatul Wathan
Padahal ia diluar barisan
Tidak menurut garis pimpinan"
(Wasiat Maulanasyaikh Pendiri NW)
(Sabtu 27 Syawal 1443 H / 28 Mei 2022 M)