OLEH-OLEH WIRID DAHSYAT MAULANASYAIKH DARI KATIB 'AAM
(Catatan 4 Pengajian PBNW di Yayasan Ponpes Nurunnubuwah NW Repok Buwuh Semoyang, Oleh Katib 'Aam Dewan Mustasyar PBNW, Dr. TGH Lalu Abdul Muhyi Abidin, MA)
Rais 'Aam Dewan Mustasyar PBNW Ummuna Al-Mujahidah Hj. Siti Raihanun Zainuddin Abdul Majid berpesan kepada Katib 'Am bahwa dimanapun hadiri pengajian agar disampaikan salam kepada jamaah.
Maka saat Al-Mukarram Katib 'Aam menyampaikan salam dari Ummuna Al-Mujahidah, diantara jamaah ada yang salah cara menjawab salam titipan.
Salam biasa dengan salam titipan itu, cara menjawabnya berbeda. Kalau kiriman salam dari ummuna dengan jawaban salam yang biasa, seperti waalikumussalam warohmatullohi wabarokaatuh, maka itu artinya jamaah mendoakan Pak Katib 'Aam saja.
Kalau mau sampai ke ummuna jamaah akan bilang, waalaikum waalaihassalam warohmatulloh wabarokaatuh. Orang yang membawa titipan salam salam dapat doa, juga yang mengirim salam dapat doa.
Al-Magfurulah Maulanasyaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid Al-Anfenaani selalu teliti dan perhatian besar terhadap masalah salam. Jangan sampai kita tidak pas cara melafalkan ataupun menjawab salam.
Sebagai oleh-oleh untuk jamaah yang hadir pengajian di Repok Buwuh, Rektor UNW Mataram itu menyampaikan tentang amalan atau wirid hebat bapak Maulanasyaikh setiap bakda shalat.
Ini dia wirid Sultonul Auliya' itu yang didawamkan beliau sebanyak 7 kali usai shalat fardhu:
حَسْبِيَ الله لاَ إِلهَ إِلاَّ هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرشِ الْعَظِيمِ
"Cukuplah hanya Allah sebagai Tuhanku, tidak ada tuhan melainkan Dia, kepada-Nya lah aku bertawakal, dan Dia-lah Tuhan pemilik Arsy yang agung.”
Salah satu fadhilahnya adalah kemakmuran, dan panjang umur. Termasuk yang ingin menjadi orang kaya amalkan wirid tersebut insyaAllah yang kita hajadkan terwujud.
Dihikayatkan ada seorang yang ingin dianugerahi panjang umur oleh Allah Swt. Lalu dia pergi menghadap kepada seorang syaikh, syaikh tersebut memberikan amalan hasbiyallohu ila akhir....
Pada saat sudah berusia 130 tahun, dia mencari Sang Syaikh yang telah memberikannya doa, namun takdir berkata lain, sudah duluan dipanggil menghadap Ilahi.
Kondisi mendorongnya memilih agar Tuhan mewafatkannya, maka ia meminta petunjuk kepada seorang kiyai yang lain, apa amalanmu? Tanya sang Kiyai, amalanku adalah 7 kali setiap selesai shalat hasbiyalloh ila akhir. Kata Sang Kiyai, Kalau begitu aku doakan kamu supaya kamu besok lupa membaca wirid tersebut.
Benar, keesokan harinya perempuan sholeh yang senantiasa mewiridkan hasbiyalloh itu, lupa mengamalkannya, dan Allah takdirkan dia wafat menghadap Allah Swt.
Keistimewaan dari wirid tersebut adalah bila diamalkan di waktu subuh, maka akan terpelihara alias tidak akan mati sampai magrib. Demikian juga bila diamalkan bakda Magrib, maka akan terpelihara sampai Subuh. Kurang lebihnya mohon maaf, sebatas pemahaman penulis yang bisa diramu sebagai oleh-oleh dari Katib 'Am. Wallohua'lam.
(Sabtu 27 Syawal 1443 H / 28 Mei 2022 M)