TUHAN SIAPKAN KEBERUNTUNGAN
(Catatan dari Acara Anak Hultah Madrasah NWDI di Ponpes Darussalimin NW Batu Keliang Loteng)
Jamaah menyemut mendatangi arena Pengajian Anak Hultah, duduk tertib dan teratur menghadap panggung, berwibawa sekali paras panggung itu, bukan karena ornamen ataupun kursi empuk yang terpajang, tapi berwibawa oleh para tetamu yang mulia.
Dari kota kelahiran baginda Rasulullah Muhammad Saw, terbang dan kini duduk penuh wibawa seorang ulama kharismatik Makkah Al-Mukarromah, Syaikh Mustofa Buzayyan Attilimsani Aljazairi, serta banyak Almukarromun para Tuan Guru berhati malaikat, dipenuhi cahaya iman dan Taqwa.
Luas sekali ladang amal keberuntungan yang Allah bentangkan kepada kita selama hidup didunia. Ada amal yang dilaksanakan secara sendiri-sendiri, ada pula amal yang dilakukan secara berjamaah. Bermajlis dzikir dan majlis kajian ilmu merupakan ladang amal yang menyediakan keberuntungan besar.
Perhelatan pengajian selalu dibanjiri jamaah, oleh karena para jamaah sudah faham dan maklum akan potensi keistimewaan bermajlis bersama orang-orang soleh, terutama para ulama, juga zurriyuat ulama dan mereka-mereka yang cinta ulama.
Sebaik-baik orang adalah orang yang belajar dan membaca Al-Qur'an, kemudian diikuti rasa takut kepada Allah Swt. Kaitannya dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an tadi, Syaikh Mustofa Abulzayyan Attilimsani dalam tausiah menyatakan tersentuh hati dan jiwa dengan bacaan Al-Qur'an yang dibacakan Qori tadi.
Saat ini sedang serlangsung di podium pengajian pertama yang disampaikan oleh Al-Mukarram Syaikh Musustofa Buzayyan Attilimsani dari Makkah Al-mukarromah yang diterjemah langsung oleh Al-Mukarram TGH Lalu Gede Muhammd Khairul Fatihin, HQ. MM.
Beruntunglah mereka-mereka yang mendengarkan seruan agama, perintah Allah Swt dan Rasulullah Muhammad Saw. Setia juga menjalankan tuntunan para alim ulama dan auliya Allah Swt.
Penekanan yang disampaikan juga oleh Syaikh Mustofa, bahwa kehendak Allah berlaku kepada kita semua, mengikuti segala tunntunan dan bimbingan yang disampaikana oleh Maulanasyaikh II sama artinya kita mengikuti Maulanasyaikh I. Maka bantulah segala gerakan dan program-program beliau.
Kita diminta oleh beliau untuk senantiasa loyal, cinta kepada beliau Maulanasyaikh II. Kelak di akhirat kita akan memegang dua bendera, orang yang setia, akan memegang bendera kesetiaan, dan orang yang ingkar akan memegang bendera keingkaran.
Tapi ingat setelah kita menjawab kata "YA" untuk setia pada kebaikan, maka ingat, selanjutnya harus diikuti dengan SABAR. Karena kebaikan dan kesetiaan akan diuji oleh Allah.
Pada kesempatan pengajian ini juga, usai Syaikh Mustofa menyampaikan pengajian, diikuti dengan penyampaian pernyataan oleh lima orang masyaikh yaitu:
1. Al-Mukarram TGH. Lalu Anas Hasyri
2. Al-Mukarram TGH. Zaini Abdul Hanan, Lc. MPdI
3. Al-Mukarram TGH. Nasir Abdul Manan
4. Al-Mukarram TGH. Burhanuddin, SAg
5. Al-Mukarram Dr. TGH. Zainal Arifin Munir, Lc. MAg.
Kelima Al-Mukarromun Masyaikh yang loyal atau sami'na waato'na itu, telah menjadi saksi saat Ketua Umum atau Rois 'Aam Dewan Mustasyar PBNW Ummuna Al-Mujahidah Al-Barrah Annasikah Hj. Siti Raihanun Zainuddin Abdul Majid menyampaikan pernyataan. Apa isi pernyataan putri Pendiri NW itu?
"Siapa saja yang membenci Zainuddin Atsani, berarti membenci saya, sipapun dia. Tetaplah membantu perjuangan Zainuddin Atsani.
Saat pembacaan wasiat Renungan Masa oleh Tullab Tolibat Ma'had Darul Qur'an Hadits, hadirin khidmat mendengarkan, terlebih bila disimak dengan hati yang tulus ikhlas, akan mengundang rasa haru yang luar biasa. Salah satu yang terang benderang terdengar:
"Sekarang anakda sudah mulia, janganlah lupa pada NW-nya, agar orang tidak berkata lupa kacangakan kulitnya"
Tersentuhlah hati oleh kalimat wasiat yang diucapkan oleh Pendiri NW itu, terbayanglah betapa khawasnya, keromahnya Kutubul Aktof itu terbukti kebenaran yang terjadi saat ini. Seraya memanjatkan rintihan hati berisi doa, YA ROB, Kuatkan hati ini, kuatkan keyakinan keikhlasan dan keistiqomahan berjuang di Nahdlatul Wathan.
Kalimat keramat inti wasiat Maulanasyaikh Pendiri NW yang selalu diulang dan diingatkan oleh penerus Pendiri NW adalah kata menjadi ANFA'UKUM LINAHDLATUL WATHAN, Jangan menjadi ADHORRUKUM BINAHDLATIL WATHAN.
Ketua Umum PBNW menyampaikan dalam waktu dekat akan diadakan pembekalan DUTA PEJUANG NW, tullab Ma'had dikirim ke berbagai tempat meneruskan perjuangan NW.
(Kamis 11 Shafar 1444 H/ 8 September 2022 M)