*BERUNTUNGNYA KITA JADI WARGA NW*
*(Catatan Safari Ramadhan PDNW Loteng di Ponpes Barokatus Sholatiyah NW Puyung)*
Nama "Puyung", salah satu desa di kecamatan Jonggat ternyata bukan terkenal dengan kuliner "Nasi Balap Puyung" saja. Tapi memiliki SDM yang cukup menggembirakan, yang ditandai dengan eksisnya banyak pondok-pondok pesantren, salah satunya adalah kiprah Pondok Pesantren Barokatussholatiyah NW Puyung Kecamatan Jonggat.
Nama "Barokatussholatiyah" mengingatkan kita pada sebuah madrasah tertua di Makkah Al-Mukarromah yang telah melahirkan banyak ulama-ulama kaliber dunia, satu diantaranya adalah Guru Besar kita Al-Magfurulah Maulanasyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid Al-Anfenani, pendiri Madrasah NWDI, NBDI dan organisasi NW. Lalu ditambah dengan kata Barokah didepannya, sehingga menjadi "Barokatussholatiyah" yang menjadi doa muda-mudahan kita semua memperoleh keberkahan Madrasah Assaulatiyah.
Mudir atau pendiri Ponpes Barokatussholatiyah NW Puyung sendiri yaitu Almukarram TGH. Hadi Usman, QH. Assaulati merupakan salah satu alumni dari Madrasah yang didirikan oleh Syaikh Salim Rahmatullah itu. Kecintaan beliau pada almamater, dijadikannya sebagai nama madrasah yang beliau dirikan. Dan bersyukur, agenda Safari Ramadhan PDNW Lombok Tengah digelar di aula ponpes yang dipuji Abah ketua PDNW memiliki interior mirip hotel Grand Legi Mataram.
Terbukti keberkahan Madrasah Assaulatiyah langsung mengalir malam ini, ditandai dengan rezeki minhaitsu-laa yahtasib buat Ponpes Barokatussholatiyah, yaitu dibukanya hati donatur dari Singapura untuk memberikan dana pembangunan "Masjid Pondok" yang mana peletakan batu pertamanya menjadi pra-acara dari acara Safari Ramadhan malam ini, yang didahului dengan acara peletakkan batu pertama pembangunan masjid yang berukuran 10X10 meter persegi itu.
Hanya kepada Yang Maha Kaya dan Maha Kuasa kita memohon pertolongan, maka Peletakan Batu Pertama bukan sekedar ceremonial meletakkan batu, tapi rangkaian pentingnya adalah doa untuk kelancaran pembangunan Masjid Pondok itu, yang insyaAllah disaksikan oleh para malaikat, pasca doa yang dipandu oleh guru kita Abah Yanmu yang diamini segenap yang hadir, rombongan Tim Safari Ramadhan diminta menuju ke lokasi acara yaitu di aula Ponpes yang menawan itu.
Seorang pria yang saya kenal sebagai Ust Arifin Musa, QH bertindak sebagai pembawa acara. Pembacaan Ummul Kitab atau Surah Al-Fatihah dipandu oleh Master of Ceremony (MC) menandai dibukanya acara, dilanjutkan dengan pembacaan Sholawat Nahdlatain. Atas nama Shohibul-bait, Almukarram TGH Hadi Usman memberi sambutan yang intinya mempersembahkan ucapan terimakasih sekaligus permohonan maaf. lalu Sambutan diberikan pula dari ketua PCNW kecamatan Jonggat Akhi Ust. Sahlan, QH. SPdI.
Pengantar Kegiatan Safari Ramadhan PDNW Lombok Tengah disapaikan oleh Pak Sekretaris Daerah Almukarram H. Muzakkir Walad, MAg. Mengajak hadirin mengingat kembali asas dan tujuan organisasi NW didirikan oleh Pahlawan Nasional kita Kiyai Hamzanwadi. Uraian tentang semangat ber-NW yang lebih membumi, dapat kita temukan pada acara puncak yaitu irsyadat wattaujihad dari Ketua PDNW Lombok Tengah Al-Mukarram Dr. TGH. Zainal Arifin Munir, Lc. MAg.
Diawal irsyadat wattaujihad, beliau menyampaikan rasa terimakasih yang mendalam kepada sohibulbait dan pengurus PCNW, Markas Cabang Barisan Hizbullah NW, beserta ketua PAC-NW se-kecamatan Jonggat atas sambutan dan penerimaan luar biasa juga sekaligus beliau diawal tausyiah mendoakan mudah-mudahan kita semua para pengabdi, memperoleh balasan yang setimpal dari sisi-Nya. Aamiin Ya Robbal Aalamiin.
Akademisi UIN Mataram ini juga mengekspresikan rasa syukurnya kehadirat Allah Swt atas terselenggaranya silaturahmi antara semua pengurus ini, terlebih masih bisa bersua dengan tokoh-tokoh NW di kecamatan Jonggat. antara lain:
1. Bapak H. Usman, SAg
2. H. Muhmmad Tohri, SPd
3. H. Mudahar, ST
4. H. Suhail, SPd
5. Drs. H. Suhail, SPd
6. Drs. H. Muhammad Sabur, SPd
7. H. Masrip, SPd
Tokoh-tokoh sepuh alias para panutan dari golongan pemula di masa-masa perjuangan NW ketika masih hayat Sang Pendiri NW sangat ditakzimi oleh Syaikhul-ma'had Darul Qur'an Wal-Hadits ini, para pejuang-pejuang awal inilah panutan dan tuladan kita dalam beroganisasi, ungkapnya. Inilah memang tatakrama yang diajarkan para guru kita untuk kita pandai berterimakasih kepada orang-orang yang telah berjasa.
Alhamdulillah dengan adanya agenda kegiatan Safari Ramadhan ini mengamini bahwa memang benar-benar NW ini bergerak, tidak diam apalagi membisu. Tapi NW ini terus berbuat dan berkarya dengan tindakan nyata untuk ummat. Seperti namanya "Nahdloh" yang berarti pergerakan, Tidak hanya kata-kata, tapi tindakan nyata.
Abah menganalogikan seperti halnya dengan iman atau kepercayaan yang ada dalam hati. Iman itu abstrak alias tidak akan tampak oleh mata, tapi tanda adanya iman di dalam hati seseorang harus dibuktikan dengan perbuatan nyata. Juga sama dengan ungkapan dua kalimah syahadat, bukan sekedar pengakuan lisan, tapi juga dibuktikan dengan amal nyata dalam praktik ibadah sehari-hari.
Demikian pula ketika seseorang menyatakan diri dengan bangga menjadi seorang warga NW, "Saya adalah orang NW" tentu tidak serta-merta lantas kita membenarkannya, kecuali setelah diikuti dengan bukti tindakan nyata, ikut memperjuangkan Islam, dalam program utama pendidikan, sosial dan dakwah, turut serta memelihara atau merawat warisan guru besar kita, termasuk mengelola aset - aset dan melestarikan ajaran Islam Ahlussunnah Waljamaah alaa mazhabil Imamisysyafi'i, yang menjadi NW kita tercinta.
"Lakukan apa yang diperintah oleh agama. Jangan hanya berpangku-tangan, tidak berbuat. Kalau mengaku NW, maka berbuatlah untuk NW. Jangan hanya menunggu" tegas beliau dihadapan para pengurus organisasi. "Kita perbanyak pertemuan-pertemuan seperti ini, untuk saling mengingatkan. Dan itulah tujuan silaturrahim." Tambahnya.
Terkait organisasi NW beliau berstatemen begini:
"Organisasi NW ini adalah satu bukti kekeramatan para ulama. Dalam hal ini kekaromahan dari guru agung kita Al-Magfurulah Maulanasyaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid, dan sekaligus kekeramatan guru beliau yaitu Maulanasyaikh Hasan Muhammad Al-massyat".
Fadhilah kita menjadi warga NW banyak sekali, satu diantaranya yang paling kerren adalah kita bisa masuk pada doa Kutubul Aktof itu yang mengatakan "Semoga kita semua, baik yang sudah dilahirkan maupun belum dilahirkan masuk sorga bigoirihisab" Doa yang disampaikan Al-Mafurulahu Maulanasyaikh itu menurut Kiyai Hamzanwadi Tsani adalah doa untuk semua warga. Yang sudah ada waktu itu maupun saat ini.
Lebih lanjut Abah menjelaskan doa tersebut; "Doa bagi semua yang berpegang pada tali yang bernama Nahdlatul Wathan. Yang bernaung dibawah payung yang bernama payung Nahdlatul Wathan. Yang berada di rumah besar, yang namanya Nahdlatul Wathan. Bahwa yang masuk di rumah besar ini ya Allah supaya masuk sorga bigoirihisab, Yang bernaung dibawah payung Nahdlatul Wathan ini mudahan masuk sorga bigoirihisab. Yang berpegang teguh pada tali silaturahmi Nahdlatul Wathan ini ya Allah mudahan masuk sorga bigoirihisab."
Dalam perspektif Tokoh yang senjak kecil mengenyam pendidikan di kota kelahiran Nabi ini, menilai bahwa NW bukan sebagai organisasi biasa, tapi sebagai sarana ibadah, beliau katakan; "Sehingga saya melihat NW ini sebagai salah satu wadah penyelamat ummat. Penyelamat manusia pada zaman ini." Ungkapan beliau itu relevan dengan statement seorang tokoh Nasional Mentri Agama Alamsyah mengatakan kalau tidak ada ormas Islam NW di zaman ini, kita tidak tahu seperti apa kehidupan beragama ini.
Beliau punya alasan mengapa NW ini dapat menjadi penyelamat bagi ummat, dan ini yang beliau yakini, serta keyakinan inilah yang harus kita bina dan kembangkan bahwa NW ini adalah penyelamat. Hasil analisis beliau ini dikuatkan dengan ayat Al-Qur'an yang luar biasa, yang beliau anggap menjadi penghibur, sekaligus menjadi cambuk bagi kita semua, lalu beliau menguraikan ayat berikut:
وَمَنْ اَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِيْ فَاِ نَّ لَـهٗ مَعِيْشَةً ضَنْكًا وَّنَحْشُرُهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اَعْمٰى
"Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta." (QS. Ta-Ha 20: Ayat 124)
Uraian beliau: Kata "Zikri" dalam ayat itu memiliki beberapa makna, dan NW menyelamatkan kita dari dalam konteks mengabaikan Zikri ini. Siapa yang tidak gemar berzikir, baik itu dalam arti zikir yang biasa kita lakukan. Sesuai sabda Nabi Saw:
ﺃَﻓْﻀَﻞُ ﺍﻟﺬِّﻛْﺮِ ﻻَ ﺇﻟٰﻪَ ﺇﻻَّ ﺍﻟﻠﻪ
Zikir yang paling utama adalah "Laa Ilaaha Illalloh"
Siapa yang mengabaikan zikir, awas akan memperoleh dua akibat buruk, yang pertama akan diberi kehidupan yang sempit sedang yang kedua akan dibangkitkan dalam keadaan buta. Alhamdulillah dengan kita berorganisasi NW artinya kita sudah terselamatkan dari makna mengabaikan zikir. Terhindar dari makna meninggalkan kegemaran berzikir.
Faktanya NW ini senantiasa menggerakkan ummat untuk senantiasa ingat "Zikir" kepada Allah dengan berbagai macam kegiatan. NW terus mengajak ummat melakukan "Zikir" dalam bentuk aksi nyata berdoa bersama yang populer dengan kegiatan "BERHIZIB". Kita lihat dimana-mana orang berkumpul, bermajlis, di NW, mereka sedang berhizib, mereka sedang berdoa, mereka sedang bersolawat.
Dimana-mana kita dengarkan dari masjid di kampung-kampung dan desa jamaah sedang berdoa dengan doa pusaka "Robbanamfa'naa bimaa allam tanaa" ... itu saah satunya saja contoh makna zikir, apalagi berhizib, yang didalamnya memuat banyak doa yang bersumber dari Al-Qur'an, termasuk doa para Nabi dapara ulama waliyullah.
Tingkatan doa yang paling tinggi adalah doa para Nabi yang diabadikan Allah Swt di dalam Al-Qur'an. Salah satunya adalah doanya Nabi Yunus As. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
لَّاۤ اِلٰهَ اِلَّاۤ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ
"Tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim." (QS. Al-Anbiya 21: Ayat 87)
Jadi kita butuh penyelamat, dan hebatnya Gemar berzikir inilah yang dibumikan oleh Nahdlatul Wathan. Memang kalau kita lihat firman Allah berikut bahwa yang namanya fadlullah "Karunia Allah" termasuk keselamatan. Allah Swt telah memproklamirkan bahwa selamat itu adalah untuk orang yang dikehendaki.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
ذٰلِكَ فَضْلُ اللّٰهِ يُؤْتِيْهِ مَنْ يَّشَآءُ ۗ وَا للّٰهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيْمِ
"demikianlah karunia Allah, yang diberikan kepada siapa yang Dia kehendaki; dan Allah memiliki karunia yang besar." (QS. Al-Jumu'ah 62: Ayat 4)
Akan tetapi karunia Allah perlu kita kejar, kita rebut dan perjuangkan. Sorga yang ingin kita capai perlu diikhtiarkan. Sama halnya dengan ilmu, tidak gratis, tapi diusahakan. Orang itu pintar, karena orang itu belajar. Karena dididik, karena dibina. Ada syarat yang harus dipenuhi, ada jalan yang harus ditempuh. Termasuk kita diselamatkan oleh Allah berkat bimbingan guru, wasilah madrasah, wasilah berorganisasi yang menggerakkan kita beramarmakruf- nahimungkar. Karena memang Janji Allah Swt akan menyelamatkan siapa saja, termasuk orang yang mengusahakannya.
"Tidakkah kita beruntung jadi orang NW bapak/Ibu?" Beruntuuuuung....! Jawab jamaah serentak. Kalau seandainya Bapak Maulanasyaikh mau egois, "sendirian saya saja yang masuk sorga" kita mau apa? Tapi ulama kharismatik itu tidak memikirkan diri sendiri, tapi ummat. Bapak Maulanasyaikh dengan menggerakkan ummat berhizib, berdoa, bersolawat, bermajlis taklim ingat Allah, ingat akhirat, bentuk dari cara melepaskan kita dari jerat akibat buruk dari orang-orang yang melalaikan zikir. Semoga Allah senantiasa bimbing kita, anugerahi kita kekuatan lahir batin untuk istiqomhdi jalan-Nya.
*(Selasa "Malam Rabu" 14 Ramadhan 1444 H/ 4 April 2023 M)*